Sebuah Novel Sejarah Perjuangan Masyarakat Bima Pada Masa Pendudukan Jepang
Penerbit : Genta Press Yogyakarta tahun 2007
Cerita ini juga termasuk kategori cerita sejarah, karena cerita ini banyak terilhami oleh kejadian-kejadian dalam buku-buku sejarah Bima antara tahun 1942 sampai 1945. Masa itu adalah masa yang sangat menegangkan. Karena proses peralihan kekuasaan dari tangan Pemerintah Hindia Belanda kepada Bala Tentara Jepang berlangsung sangat cepat setelah jepang berhasil menguasai Jawa. Kejadian demi kejadian sangat cepat merambat ke Bima hingga proses itu pun dimanfaatkan oleh elemen pejuang pergerakan kemerdekaan untuk membentuk kesatuan Aksi perebutan kekuasaan.
Namun kekosongan keuasaan itu tidak berlangsung lama. Bendera kesultanan Bima hanya berkibar beberapa hari saja. Jepang pun menginjakkan kaki di Bumi Maja Labo Dahu ini. Semula rakyat sangat menaruh harapan besar kepada Dai Nipon yang mengaku dirinya sebagai SAUDARA TUA bagi rakyat Asia Timur Raya termasuk Bima. Namun ibarat pepatah” Keluar dari mulut Harimau masuk ke Mulut Buaya.”. Penjajah tetap saja penjajah. Dan sifat itu tidak ada bedanya. Hanya penampilan saja yang memebedakan.Buaya tetap saja buaya. Harimau tetap saja harimau.
Penindasan Jepang jauh lebih mengenaskan daripada Belanda. Kerja paksa teramat berat dilakukan rakyat. Demikian pula dalam dunia pendidikan. Dan puncak kemarahan Sultan dan rakyat Bima terjadi ketika Bala Tentara Jepang ingin menjadikan para Gadis Bima sebagai Jugun Ianfu(Wanita Penghibur) untuk memuaskan nafasu tentara Dai Nippon. Hal itu ditolak oleh sultan dan rakyat. Untuk mengelabui dan mengantisipasi pengambilan paksa oleh Jepang, maka rakyat Bima menyusun siasat yang dinamakan dengan “NIKAH BARONTA( Kawin Berontak).”
Selasa, 14 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Caru crita re lenga,, berkunjung balik ya
http://bima-lanang.blogspot.com/2011/12/kerja-online-untuk-blog-bahasa.html
Posting Komentar